Ada beberapa waktu yang disebutkan oleh Rasulullah di mana
do’a cepat dikabulkan oleh Allah, dan seorang muslim yang cerdas seharusnya
memanfa’atkan saat-saat ini untuk memanjatkan do’anya kepada Allah, jangan
sampai dia melewatkannya berlalu begitu saja:
1.
Berdo’a pada sepertiga malam terakhir, dari Abu
Hurairah-radiallohu anhu-, Rasulullah bersabda:
يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالىَ كُلَّ لَيْلَةٍ إِلىَ السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ
يَبْقَى ثُلُثُ الَّليْلِ الْآخِرِ, يَقُوْلُ:مَنْ يَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجِيْب لَهُ
مَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغِفِر لَهُ.
“Allah-tabaraka wa
ta’ala- turun setiap malamnya ke langit yang dunya ketika tersisa sepertiga
malam terakhir, lalu berfirman:”Barangsiapa yang berdo’a kepadaku maka aku akan
kabulkan, barangsiapa yang meminta sesuatu kepadaku maka akan memberinya,
barangsiapa yang meminta ampun kepadaku maka akan mengampuninya”[1].
2.
Berdo’a
antara azan dan iqomah, dari Anas bin Malik dia berkata:
اَلدُّعَاءُ
بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ لاَ يُرَدُّ
“Do’a antara azan dan
iqomah itu tidak tertolak”[2].
3.
Berdo’a
pada hari Jum’at, Dari Abu Hurairah-radiallohu anhu- bahwasanya Nabi menyebut
tentang hari Jum’at, lalu beliau bersabda:
فِيْهِ
سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّيْ يَسْأَلُ
اللهَ شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ اللهُ إِيَّاهُ
“Di dalamnya (hari Jum’at
itu) ada saat di mana tidaklah seorang mukmin mendapatinya sedangkan dia sedang
berdiri shalat meminta sesuatu kepada Allah melaiankan Allah akan memberinya”[3].
Catatan:
Ada perbedaan kendapat di antara para ulama
terkait kapan saat-saat do’a itu terkabul pada hari Jum’at menjadi lebih dari
40 pendapat, bahkan Ibnu Hajar menyebutkan 42 pendapat, adapun pendapat yang
paling rajih ada dua:
Pertama:Waktu
antara duduknya imam sampai shalat itu selesai dilakukan, hal ini berdasarkan hadits Abu Burdah bin Abu Musa
al-Asy’ari, dia berkata:”Abdullah bin Umar berkata kepada saya:”Apakah engkau
pernah mendengar bapakmu membawakan hadits dari Rasulullah tentang masalah
waktu/saat yang diijabahi pada hari Jum’at? Aku menjawab:”Ya, aku pernah
mendengarnya berkata:”Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
هِيَ
مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلىَ أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ
“Saat itu adalah antara
duduknya imam sampai diselesaikannya shalat Jum’at”[4].
Kedua:Saat
yang dimaksud adalah waktu terakhir menjelang terbenamnya matahari hari Jum’at,
hal ini berdasarkan hadits Jabir bin Abdillah dari Rasulullah, beliau bersabda:
يَوْمُ
الْجُمُعَةِ ثِنْتَا عَشْرَةَ يُرِيْدُ سَاعَةً لاَ يُوْجَدُ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ
اللهَ عَزَّ وَجَلَّ شَيْئًا إِلاَّ أَتَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فَالْتَمِسُوْهَا
آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
“Hari Jum’at itu dibagi
menjadi 12 saat, tidaklah seorang muslim meminta kepada Allah sesuatu kecuali
Allah akan memberinya, maka carilah saat itu di akhir sore setelah ashar”[5].
Ibnu Hajar berkata:”Sebagaimana juga yang
dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr:”Yang seharusnya dilakukan adalah
bersungguh-sungguh dalam berdo’a dalam dua waktu yang disebutkan tadi, dan Imam
Ahmad juga mengatakan demikian dan ini adalah cara terbagus dalam menggabungkan
riwayat yang ada”[6].
4.
Seorang
yang berpuasa ketika dia berbuka puasa, dari Abu Hurairah-radiallohu anhu-
berkata:”Rasulullah bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: اَلصَّائِمُ حَتَّى
يُفْطِرُ...الحديث
”Ada tiga orang yang
do’anya tidak ditolak:Seorang yang puasa sampai dia berbuka…”[7].
5.
Do’a
seorang yang dizalimi, do’a seorang musafir, do’a orang tua kepada anaknya,
dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda:
وَاتَّقِ
دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ , فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيَنَ اللهِ حِجَابٌ
“Dan hindarilah
do’a orang yang dizalimi karena tidak ada penghalang antara dia dengan Allah”[8].
Tentang do’a musafir dan orang tua,
Rasulullah bersabda:
ثَلاَثُ
دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ,
وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ, وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلىَ وَلَدِهِ
“Ada tiga do’a
yang tidak diragukan lagi terkabulnya: Do’a orang yang dizalimi, do’a orang
musafir dan do’a jelek orang tua terhadap anaknya”[9].
6.
Berdo’a ketika hujan turun , sebagaimana sabda
Rasulullah:
اُطْلُبُوا
الدُّعَاءَ عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوْشِ, وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَنُزُوْلِ
الْمَطَرِ
“Berdo’alah
kalian ketika dua pasukan bertemu, ketika shalat didirikan dan ketika turun
hujan”[10].
7.
Berdo’a ketika perang berkecamuk dan ketika datang
panggilan perang, dari Abu Hazim dari Sahl bin Sa’ad dia berkata: Rasulullah
bersabda:
ثِنْتَانِ لاَ تُرَدَّانِ أوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ : اَلدُّعَاءُ
عِنْدَ النِّدَاءِ, وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِيْنَ يَلْحَمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
“Ada dua do’a
yang tidak tertolak atau jarang sekali tertolak: berdo’a ketika panggilan jihad
dan berdo’a ketika perang sedang berkecamuk”[11].
8.
Berdo’a dengan do’a Nabi Yunus ketika terjadi petaka,
dari Sa’ad bin Abi Waqqas dia berkata:”Rasulullah bersabda:
دَعْوَةُ
ذِي النُّوْنِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِيْ بَطْنِ الْحُوْتِ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ, فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا
رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِيْ شَيْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللهُ لَهُ
“Do’a Dzin Nun (Nabi
Yunus) ketika berada di dalam perut ikan:
لاَ
إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Tiada ilah yang berhak disembah selaian engkau
ya Allah, dan sungguh aku termasuk orang-orang yang berbuat zalim. Dan sungguh tidak seorangpun berdo’a dengan
do’a ini meminta sesuatupun melain dia akan dikabulkan”[12].
Ditulis Abu Zaid Safaruddin,Mataram 9-Jumada
as-Tsaniyah-1434 H.
[1]
HR.al-Bukhari no.1145, Muslim no.758, Ahmad no.7576, at-Tirmidzy no.446.
[2]
HR.at-Tirmidzy no.212, Ahmad no.1179, Abu Dawud no.521, dan dishahihkan oleh
al-Albany.
[3]
HR.al-Bukhari no.935, Muslim no.852.
[4]
HR.Muslim no.853, Abu Dawud no.1049.
[5]
Ibnu Hajar berkata: “Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no.1048), an-Nasa’I (no.1389)
serta al-Hakim dengan sanad hasan.
[6]
Fathul Baary (2/489).
[7]
At-Tirmidzy (no.3598) beliau mengatakan:”Hadits hasan”,Ibnu Majah (no.1752) dan
dishahihkan oleh al-Albany no.1432, 1779).
[8]
Al-Bukhari (no.1496), Muslim (no.19).
[9]
Ahmada (no.7458), Abu Dawud (no.1536) dan dihasankan oleh al-Albany.
[10]
Diriwayatkan oleh Imam as-Syafi’I dalam kitab al-Umm (1/223-224) al-Albany
berkata:”Sanadnya dha’if…akan tetapi hadits ini mempunyai riwayat-riwayat yang
menguatkannya, walaupun memang kalau kita lihat satu persatu dha’if akan tetapi
apabila digabungkan dengan riwayat mursal ini maka dia menjadi kuat, dan
berpindah menjadi hadits hasan –insyaAllah-“.(lihat as-Shahihah,1469).
[11]
Abu Dawud (no.2540) dishahihkan oleh al-Albany tanpa lafadz”Dan ketika turun
hujan”, ad-Darimy (no.1200).
[12]
At-Tirmidzy (no.3505), Ahmad (no.1465), pentahqiq Musnad mengatakan:”Sanadnya
hasan”, lihat Musnad Ahmad 3/66
cet.Mu’assasah ar-Risalah.
0 Response to "WAKTU-WAKTU TERKABULNYA DOA"
Posting Komentar
Pertanyaan dan komentar, akan kami balas secepatnya-insyaallah-.